Selasa, 29 April 2014

Demi Suara Rakyat

Menjelang dan selama masa pemilu, nama ”rakyat” selalu ramai disebut, dibicarakan, diwacanakan, ditulis, dinarasikan, ditampilkan, dan ditayangkan di ruang-ruang komunikasi politik. Eksistensi ”rakyat” kini begitu penting dibandingkan hari-hari biasa. Aneka bentuk narasi, cerita, rencana, visi, dan program yang diwacanakan melalui aneka komunikasi politik, semuanya disampaikan ”atas nama rakyat”. Rakyat kini menjadi figur sentral retorika politik. Meski nama ”rakyat” sering disebut dalam setiap pesta demokrasi, tak berarti mereka secara substansial memainkan peran sentral dalam proses demokrasi. Kata ”rakyat” memang dieksploitasi secara semiotik dan semantik dalam aneka wacana dan retorika politik, tetapi eksistensi mereka sesungguhnya dikerdilkan karena rakyat dalam sistem demokrasi mutakhir direduksi menjadi sekadar ”konsumen” dari produk ”kapitalisme politik”, dalam ruang demokrasi yang telah direduksi menjadi etalase ”pasar politik”. Read more http://rumahopini.com/demi-suara-rakyat/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar